Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Kelas
Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Dalam RPP Pembelajaran di Kelas
Filosofi pendidikan oleh Ki Hadjar Dewantara tertuang dalam 4 kompetensi dasar pada kurikulum 2013
Filosofi pendidikan oleh Ki Hadjar Dewantara tertuang dalam 4 kompetensi dasar pada kurikulum 2013. Kompetensi pertama sikap spiritual dan kedua sikap sosial peserta didik dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) oleh guru dengan merujuk pada pemikiran Ki Hadjar Dewantar bahwa; “Pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat”. Di dalam menanamkan nilai spiritual dan sosial kepada peserta didik, Ki Hadjar Dewantara menyampaikan pentingnya Budi Pekerti yang merupakan perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor).
Didalam implementasi Kompetensi ketiga sikap pengetahuan dan keempat sikap keterampilan, seorang guru harus menuntun dengan merujuk pada tujuan pendidikan oleh Ki Hadjar Dewantara yaitu; “Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”.
Di dalam mewujudkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan, seorang guru harus mampu mengikuti perkembangan zaman untuk memodifikasi proses pengajaran yang menarik bagi peserta didik. Ki Hadjar dewantara memberikan pemikiran terkait hal itu melalui kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut; Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan”.
dan Kontribusi Ki Hadjar Dewantara Dalam Pendidikan di Indonesia